Tags

, , ,


CINTA adalah kata yang dipuja-puja, cinta yang tidak pernah lepas dari kehidupan kita, diantara saudara kita yang masih mendewakan cinta, masih banyak yang terpuruk karena cinta, masih banyak yang benci karena cinta, masih banyak yang jatuh ke jurnag kehinaan karena cinta dan masih banyak yang menjauh hanya karena cinta yang salah

Bukankah islam memberikan toleransi terhadap cinta dan tidak dilarang bila dua pasang kekasih saling mengingat namun ingatlah bahwa bila dua orang saling mengingat hanya karena allah semata.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: Demi zat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, kamu sekalian tidak akan masuk surga sebelum beriman, dan kamu sekalian tidaklah beriman sebelum saling mencintai (HR Muslim)

Menurut Syaikh Ibnul Qayyim, seorang ulama di abad ke-7, membagi dalam 6 tingkatan (maratibul-mahabah), yaitu:
1.TATAYYUM adalah Cinta yang paling tinggi dan paling agung, yang merupakan hak Allah semata. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Rabbul alamiin. Dan orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah (S.2: 165)
2.ISYK yang hanya merupakan hak Rasulullah saw. Cinta yang melahirkan sikap hormat, patuh, ingin selalu membelanya, ingin mengikutinya, mencontohnya, dll, namun bukan untuk menghambakan diri kepadanya. Katakanlah jika kalian cinta kepada Allah, maka ikutilah aku (Nabi saw) maka Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. (Ali Imran: 31)
3.SYAUQ yaitu cinta antara mukmin dengan mukmin lainnya. Antara suami istri, antara orang tua dan anak, yang membuahkan rasa mawadah wa rahmah.
4.SHABABAH yaitu cinta sesama muslim yang melahirkan ukhuwah Islamiyah.
5. ITHF (simpati) yang ditujukan kepada sesama manusia. Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk menyelamatkan manusia, berdakwah, dll.
6. adalah cinta yang paling rendah dan sederhana, yaitu cinta/keinginan kepada selain manusia: harta benda. Namun keinginan ini sebatas intifa (pendayagunaan/pemanfaatan).
Hubungan Cinta dan Keimanan
Al Ustadz Imam Hasan Al Banna mengatakan bahwa dengan dua sayap inilah Islam diterbangkan setinggi-tingginya ke langit kemuliaan. Bagaimana tidak, jikalau iman tanpa cinta akan pincang, dan cinta tanpa iman akan jatuh ke jurang kehinaan. Selain itu iman tidak akan terasa lezat tanpa cinta dan sebaliknya cinta pun tak lezat tanpa iman.
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw: Barang siapa ingin memperoleh kelezatan iman, hendaklah ia mencintai seseorang hanya karena Allah swt. (riwayat Imam Ahmad, dari Abu Hurairah).
Dari Anas ra, dari Nabi saw, beliau bersabda: ”Ada tiga hal dimana orang yang memilikinya akan merasakan manisnya iman, yaitu mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi segala-galanya, mencintai seseorang hanya karena Allah, dan enggan untuk menjadi kafir setelah diselamatkan Allah daripadanya sebagaimana enggannya kalau dilempar ke dalam api”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: Demi zat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, kamu sekalian tidak akan masuk surga sebelum beriman, dan kamu sekalian tidaklah beriman sebelum saling mencintai (HR Muslim)

cinta yang hakiki
Cinta diibaratkan lautan yang luas dan indah, ketika kita menyentuh tepi lautan akan teraskan kesejukan dan menarik diri kita untuk menuju ketengah yg penuh dengan gelombang, hempasan namun menarik buat siapapun untuk mengarunginya.
Adalkah cinta yang kita cari tidak lain hanyalah cinta sejati dngn biduk taqwa dan berlayarkan iman yang akan dapat melawan badai dan gelombang syaitan dan godaan nafsu. Tetapi marilah kita mencari cinta yang hanya berlandaskan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menurut Ibnu Qayyim ada 10 hal yang menyebabkan kita mencintai Allah Subhanallah Wa Ta’ala

1. Membaca Al-Qur’an dan memahaminya dengan baik.
2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan shalat sunat sesudah shalat wajib.
3. Selalu menyebut dan berzikir dalam segala kondisi dengan hati, lisan dan perbuatan.
4. Mengutamakan kehendak Allah di saat berbenturan dengan kehendak hawa nafsu.
5. Menanamkan dalam hati asma dan sifat-sifatnya dan memahami makna.
6. Memperhatikan karunia dan kebaikan Allah kepada kita.
7. Menundukkan hati dan diri ke haribaan Allah SWT.
8. Menyendiri bermunajat dan membaca kitab sucinya di waktu malam saat orang lelap tidur.
9. Bergaul dan berkumpul bersama orang-orang soleh, mengambil hikmah dan ilmu dari mereka
10. Menjauhkan sebab-sebab yang dapat menjauhkan kita daripada Allah.

Cinta yang sebenarnya itu, yang sejati, yang abadi, akan datang mengetuk pintu hati setiap manusia, yang bermula saat manusia dilahirkan tanpa sehelai kain menutupi tubuh. Cinta diberikan dan dia tak akan pergi ketika pintu dibuka. Karena dia tulus & ikhlas, barulah disitu akan terlihat suatu keindahan yang Haqiqi, Cinta yang Haqiqi… yaaa Cinta Kepada Alloh SWT, yang melebihi Cinta kepada makhluk ciptaan-Nya, serta Cinta kepada Utusan² Nya. Karena Cinta-Nya abadi sedangkan Cinta pada makhluk-Nya hanyalah sesaat, datang sekejap lalu pergi.
INSYALLAH